03 Desember, 2008

HIDUP ADALAH KATA!

Merdeka atau mati! Hanyalah salah satu dari kata2 yang menggerakkan perjuangan bangsa Indonesia tuk lepas dari belenggu penjajahan yang sialnya hanya dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta yang bernama VOC berabad2 lamanya, di Iran kita juga temui kata2 seperti ”setiap hari adalah assyura, setiap tempat adalah karbala” yang menjadi penyemangat dalam revolusi yang katanya hanya menumpahkan sedikit darah dibanding dengan revolusi lain itu. Perlukah kiranya mempertanyakan lagi bagaimana pengaruh kata semacam ”kebebasan”, ”persamaan”, ”kehormatan”, ”perjuangan”, ”perlawanan”, ”keadilan” dst.. dalam membentuk sejarah dunia?

Kupikir cukuplah alasan tuk mengatakan KATA itu penting, sebutlah bagaimana kita menyampaikan emosi, haru, simpatik, bahagia, kecewa, sedih, marah, putus asa, hasrat, gagasan, ide, dan semua yang berangkat dari rasa dan pikir tanpa kata yang tepat? Jangan sampai ketika kita ingin menyampaikan rasa turut berduka dengan cara mereview pegangan dan pengalaman hidup seseorang malah berbuntut ketersinggungan keluarga... lainnya, alih2 berhasil ternyata rencana yang kita sampaikan hanya dianggap sampah, omong kosong, mimpi, kemustahilan karena tidak dimengerti dan dipahami.

Tidak hanya keluar, kata pun sangat menggambarkan diri, karakter, watak seseorang, apakah kita termasuk golongan mereka yang optimis dalam hidup atau termasuk mereka yang pesimis dan takut akan hidup, sangat dapat terlihat, yang tentunya juga akan melukiskan dengan sempurna bagaimana nasib kita kelak. Sangat jadi benarlah petuah cina yang mengatakan “mulut teko mengeluarkan apa yang ada di dalam teko”.

Ada cerita menarik tentang kekuatan kata.. konon disebuah desa di zaman tak tercatat, dimana penduduknya hidup dengan guyub, tersebutlah kepala desa yang sakit, hanya dapat terbujur merintih diperaduannya, berbagai macam upaya yang dilakukan penduduk--mungkin kepala desa bagi mereka adalah pemimpin tidak hanya dalam hubungan sosial tapi spritual--mulai dari pengobatan mutakhir (untuk zaman itu) sampai dengan alternatif dengan mengundang tabib2, orang pintar, dukun dari berbagai desa lainnya, namun tampaknya si kepala desa jauh dari takdir sembuh. Singkat cerita terdengarlah kabar sakitnya kepala desa ini ke telinga seorang pengembara yang kebetulan melewati ini desa, si pengembara sebut saja namanya Arief Zein (he3x..) pun mencoba untuk mengobati.. singkatnya lagi penduduk yang sudah cukup putus asa pun berkumpul untuk melihat apakah Arief Zein dapat menyembuhkan kepala desa mereka.. nah di samping kepala desa yang terbujur tak bersuara ini (karena sudah parah sampai tak lagi bisa merintih), Arief Zein pun mulai berkata-berdoa... ”wahai Engkau pemilik jiwa, tempat satu2nya kami berharap, tiada hal mustahil bila Engkau berkehendak ya Rabb.. sembuhkanlah.. belum sempat Arief Zein menyelesaikan doanya sudah ada seorang penduduk interupsi ”Hey kau pengelana, bagaimana kepala desa kami bisa sembuh jika kamu hanya berkata-kata?!”, akhirnya Arief Zein pun berkata ”DIAM, KAMU GOBLOK!, TAU APA KAMU DASAR TAK BERPENDIDIKAN?” kira2 kita bisa bayangkan bagaimana merahnya muka si penduduk tadi dibilang goblok dan tak berpendidikan, terbakarlah emosinya, kemarahannya dan ketika ia akan bersiap2 memukul-menyerang.. Arief Zein pun berkata dengan tenang ”lihat, cukup dengan sedikit kata saja, dirimu yang tadi tenang berubah menjadi serigala lapar yang akan menyerang mangsanya tanpa kenal ampun dan tak berpikir panjang, apakah kamu masih berpikir bahwa kepala desa yang terbaring ini mustahil akan sembuh hanya dengan kata?
MENURUTMU?

related post



0 komentar:

Posting Komentar

sebenernya sih enggan, karena takut juga dengernya, tapi gimana lagi ntar dibilang melanggar HAM, ga' ngasih tempat buat protes, dah nulis ga' tanggung jawab.. okelah konstruktif, dekonstrukstif maupun dekstruktif sekali pun aku siap dengarnya.
thanks for comment..