About

Seperti kata Bung Karno, “bangsa budak belian akan mendidik anak-anaknya di dalam roh penghambaan dan penjilatan; bangsa orang merdeka akan mendidik anak-anaknya menjadi orang merdeka”, maka pendidikan hukum yang (cuma) membaca undang-undang hanya akan melahirkan sarjana hukum yang suka mencari celah, lalai, merugikan pencari keadilan, melukai rasa keadilan masyarakat, mengingkari kebenaran hukum dan bahkan membohongi hati nurani(nya) sendiri.


SELAMAT DATANG DI BLOG HUKUM YANG LAIN.


Blog ini dibuat sebagai wadah diri yang saat ini mengambil jalan hidup (ber)hukum, sebagai sarana diri untuk menuangkan ide-ide tentang hukum, menuangkan ketidak puasan diri melihat kencangnya angin di atas jurang tak berujung dengan satu jembatan rapuh yang harus dilewati para pencari keadilan, entah berapa banyak sudah sang kematian (yang membawa timbangan dan sebilah pedang itu) meminta korban disana. Hukum kini tidak lebih adalah kuburan dengan banyak pasal dan putusan yang berbunyi “beristirahatlah dengan tidak tenang”, para penegak hukum algojonya, dan mahasiswa hukum adalah peziarahnya.

Namun harapan--meskipun kecil--tampaknya masih ada, diri pribadi berkehendak mengumpulkan pikiran2 diri tentang hukum yang lain sebagai jawaban di tengah keterpurukan hukum di republik ini, sebutlah itu adalah blog ini, toh bila kita memandang dengan lebih jeli sebenarnya semua proses (ber)hukum khususnya penanganan perkara adalah berbicara Keadilan. Katakanlah proses penyidikan dimana dalam semua administrasinya selalu diembeli kata ”PRO JUSTITIA” atau Penuntutan dengan ”UNTUK KEADILAN” bahkan penetapan dan putusan hakim wajib mencantumkan ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Dan teman, jauh dari itu semua, KATA PENGADILAN SENDIRI SEBENARNYA SUDAH CUKUP MENJADI BUKTI BAHWA PROSES PERADILAN adalah untuk MENEMUKAN KEADILAN.

Namun tempat diri yang lupa dan salah ternyata mendominasi, blog ini pada akhirnya lari ke hal-hal seperti curhat diri, kesal diri, maki2 dan sumpah serapah, terlebih sesudah diri gagal membuat blog semacam www.ariefzein.multiply.com atau Friendster, Facebook, bahkan semua catatan-catatan diri yang terserak di block note sewaktu diri masih mahasiswa, tulisan yang sempat selamat di beberapa komputer teman, ya semua catatan, tulisan tentang diri, jiwa, cinta, rasa, pikir, aku, kamu, kita. Meskipun agak melenceng, tetapi nama “hukum yang lain” diri harap tetap menjadi pengingat diri bahwa ketika pilihan telah diri tetapkan, konsekuensi adalah keharusan.

Blog ini dibuat sebagai REKAM JEJAK DIRI.

...jika engkau meninggalkan sejarahmu yang sudah, engkau akan berdiri diatas vacuum, engkau akan berdiri diatas kekosongan dan lantas engkau menjadi bingung dan perjuanganmu paling-paling hanya akan berupa amuk, amuk belaka! Amuk seperti kera kejepit dalam gelap... (Soekarno, 1966)


SALAM HANGAT


ARIEF ZEIN.