12 April, 2013

Kebijakan Umum Jilid II


MAKE A HISTORY!

Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu'alaikum Wr.Wb.


Dengan tidak bosannya puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan SWT, yang mana sampai dengan hari ini kita masih diberi Ingatan sehingga tempat manusia Salah dan Lupa tidaklah absolut serta dengan begitu kita bisa saling mengingatkan agar kita tidak termasuk dan menjadi Himpunan yang Merugi, Tuhan yang mengutus Muhammad, tauladan umat sepanjang masa yang memiliki Kesadaran, Kemerdekaan dan Kemampuan sehingga dengan ketauladanan dan jalan yang dicontohkan beliau kita tidak termasuk dalam Himpunan Domba-domba tersesat. Semoga…
            Masih hangat dalam ingatanku ketika aku menyampaikan visi-misi dalam Rapat Anggota Komisariat Ke-XI yang kemudian aku perdalam maksudnya dalam Kebijakan Umum Ketua Umum dalam Rapat Kerja pertama enam bulan yang telah lewat. aku berharap itu pun masih hangat dalam ingatan kawan-kawan yang hadir pada saat itu atau bagi kawan-kawan yang tidak atau belum hadir pernah melihat syukur membuka lebih-lebih membaca semacam lima lembar kertas fotokopi yang distaples dengan sampul berwarna hijau bertuliskan dengan besarnya;  Kembali Ke Khittah, Kembali Ber-HMI!
Hari ini aku tidak akan mengulang apa maksudnya karena aku tau sebagian kita sudah tidak suka pada hal yang diulang-ulang terlebih mengulang hal yang sudah-sudah.


Presidium Sidang dan Peserta Raker yang aku hormati… 
            Semangat Raker kedua ini adalah mencoba untuk mengevaluasi baik itu kinerja maupun program selama enam bulan pada semester ganjil kemaren sebagai bahan pertimbangan kita dalam merumuskan Program Kerja enam bulan kedepan agar efektif, efisien dan mengena guna menjawab Kebutuhan Anggota dan Kebutuhan HMI secara kelembagaan. Maka pertanyaan pertama yang akan kita ajukan hari ini tidaklah seperti biasa "Bagaimana kemarin dan apa yang akan kita lakukan besok?" melainkan "Sudahkah kita ber-HMI?" walaupun keduanya sama-sama berbentuk evaluasi dan proyeksi, namun cara menjawabnya berbeda. Pada pertanyaan pertama, ini lebih kepada persoalan ghirah kita baik sebagai anggota maupun pengurus dalam menjalani proses perkaderan, sedang pada pertanyaan kedua akan lebih kepada tujuan, target kepengurusan dalam satu periode ini sebagai materialisasi atau mungkin lebih sederhana turunan kebijakan umum tersebut.

Kawan-kawan seperjuangan..!
Enam bulan bukanlah waktu yang singkat walaupun memang tidak terasa dengan banyaknya agenda kampus dengan liburnya dan komisariat pun baru mencoba membangun kesolid-an dengan konsentrasi konsolidasi pengurus, sehingga program kerja yang dirumuskan dalam Raker pertama banyak yang belum terealisasi. Bukan bermaksud apologi tapi izinkanlah aku menggambarkan sedikit hambatan-hambatan yang ada dalam tubuh HMI BCT sebagai wadah pembelaan. Adapun hambatan-hambatan  tersebut adalah;
Pertamapola jenjang perkaderan yang kita jalani. Aku melihat selama ini pola jenjang perkaderan kita teratur sedemikian langsung yaitu; setahun pertama mahasiswa menjadi anggota HMI itu "tidak dapat apa-apa" maksudku paling ia hanya dapat teman, saudara, kemudian setahun kedua ketika ia menjadi pengurus dalam hal ini adalah Departemen ia baru belajar yang namanya membaca, bicara, teriak-teriak dijalanan Kota sana, selanjutnya setahun ketiga pada saat ia menjadi seorang Presidium ia baru belajar apa itu HMI? Oo.. seperti ini ta' mekanisme pengambilan kebijakan, Oo.. seperti ini ta' pola hubungan antara anggota dengan lembaganya dst.. dst.., nah barulah pada setahun keempat seorang kader memahami apa itu HMI. Dengan demikian aku melihat HMI selama ini gagal dalam membentuk seorang organisatoris yang juga berarti person atau individu matang, Lembaga lemah dan ini eksesnya banyak sekali contoh; banyaknya personifikasi lembaga atau setahun yang lalu bahasa kawan-kawan adalah personal yang dilembagakan, pola hubungan yang ada antara person satu dengan person yang lain adalah pola hubungan pertemanan bukan organisasi, susahnya memetakan permasalahan person dengan organisasi, akhirnya kadang permasalahan organisasi dijawab dengan pisau analasis guna menyelesaikan permasalahan personal, yo' nggak akan pernah terjawab rek. Memang kita tidak bisa nafikkan personal behavior atau prilaku individu itu akan terkait dengan wajah organisasi dan saya yakin semua kader yang ada diforum ini ingin membesarkan nama Himpunan, namun yaitulah problem-nya, kawan-kawan teruskan sendiri dan tanyakan pada diri kawan-kawan sendiri, benar atau mungkin hanya pandangan subyektifku belaka dari satu experience seorang Arief Zein, nanti kita diskusikan.
            Kedua, kultur yang membentuk struktur. Maksudnya dari periode ke periode yang terjadi hanyalah peniruan dan pengulangan baik itu kinerja maupun program. Yang akan melahirkan—meminjam istilahnya Paulo Freire—kesadaran naif kader bukan kesadaran kritis, bukan cara berpikir yang mampu mendeteksi fenomena-fenomena tersembunyi atau melampaui asumsi-asumsi yang berdasarkan—miminjam istilahnya Antonio GramsciCommon sense. Jadi kesadaran anggota tidak boleh dibiarkan berkembang menurut irama proses mereka sendiri untuk mencari karena perkaderan dalam hal ini adalah pembinaan itu berdasarkan metodologi yang didalamnya tentu saja include Experience dan Experimentation. Sedang keduanya hanya dapat dikembangkan dan dipahami sepenuhnya oleh Kader artinya mereka yang telah melewatinya. How to think secara kritis bukan what to think. Well…peran struktur jadi sangat menentukan.

Kawan-kawan se-Himpunan dan satu Tujuan..!
Hambatan Ketiga yang cukup mengganggu adalah Konsistensi kita, aku yakin kawan-kawan pasti berucap atau minimal terlintaslah dalam pikiran,…semua juga tau permasalahan konsistensi udah dari dulu lagi dibaca, yah yang paling kecil masalah undangan biar dah ditulis No More Molor ya tetap aja molor. Tapi yang kumaksud Konsistensi disini adalah Normative Consistency, bahwa kita memiliki aturan main dalam menjalankan roda organisasi, nggak sepenah udele dewe ada Ground norm, ada Konstitusi, ada Mission, ada Amanat RAK, ada Kebijakan umum ada Raker, so masih perlukah kita bertanya Mau kemana kita? Kupikir kita semua cukup cerdas untuk menjawab pertanyaan tersebut dan saking cerdasnya kita tidak lagi perlu bertanya dan mempertanyakannya.
Tiga hambatan diatas—yang sebenarnya masih banyak lagi!—mungkin bagi kita adalah hambatan yang sangat dasar, namun disini pun sebenarnya ada beberapa hambatan yang bersfat tactical yang harus kita perbaiki dalam melaksanakan program kerja enam bulan berikutnya, seperti lemahnya manajemen organisasi dalam artian kurang tegasnya pemilahan dan pembagian job, tidak adanya Time schedule yang jelas sehingga dalam hal kerja sering terjadi tumpang-tindih baik Komisariat dan Lembaga Intra maupun antar bidang dalam komisariat, kemudian Rumah Ide yang kurang kondusif untuk mencambuk ghirah ke-Islaman, Akademik dan ke-Intelektualan.
Ma'af jika aku terlalu lancang harus bicara seperti ini didepan kawan-kawan, bukannya apa-apa cuma saja aku tidak bisa melihat penyakit terus menggerogoti kita padahal kita tidak sadar sama sekali kalau memiliki penyakit, bukan ingin membuat kita kecil dihadapan banyak organisasi lainnya, impianku hanya sekedar ingin melihat HMI Hukum menjadi sosok yang tertawa terakhir… gampang terlalu gampang untuk memimpin Himpunan setingkat Komisariat seperti ini kalau hanya lewat administratif-formal belaka, ya.. tinggal buat surat permohonan pemateri, undang kawan-kawan untuk hadir diskusi, persetan perkara yang hadir cuma dua that's not problem, kewajiban sudah gugur, tapi apa itu yang kita inginkan? apakah kata-kata, dari 38 orang yang ikut LK tapi cuma 5 yang aktif ini merupakan seleksi alam karena 5 mau aktif. itu yang kawan-kawan harapkan, kukira tidak!

Saudaraku semua yang aku cintai dan aku banggakan…
Kalau dulu aku pernah bilang bahwa tiga kalimat dari tiga orang yang menginspirasikanku dalam kepengurusan sekarang yaitu; One cannot escape history dari Abraham Lincoln, Never leave history, Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah oleh Soekarno dan Berdialoglah dengan sejarah kata Jakob Oetama karena memang Sejarah memiliki arti penting yang bukan hanya sekedar gambaran dari masa lalu, ingat continuum ruang dan waktu yang tak pernah terputus, disamping itu sejarah pun dapat menjadi sumber inspirasi dalam membangun semangat khittah menuju HMI yang hanief, sejarah juga yang dapat menjadi pengikat seluruh kekuatan revolusioner HMI, samen bundeling van alle Revolutionaire krachten in de HMI, jadi bukan bermaksud ingin menjadikannya historical burden atau terlena dengan historical romance kejayaan HMI di masa yang sudah. Hanya sedikit harapan agar kita tidak terkena historical amnest karena seperti kata soekarno …jika engkau meninggalkan sejarahmu yang sudah, engkau akan berdiri diatas vacuum, engkau akan berdiri diatas kekosongan dan lantas engkau menjadi bingung dan perjuanganmu paling-paling hanya akan berupa amuk, amuk belaka! Amuk seperti kera kejepit dalam gelap…(Jasmerah). Karena itulah maka di forum ini aku akan akan tambahkan yang keempat tidak cuma one cannot escape history, tidak cuma never leave history, tidak cuma talk with history, tapi juga Make a History..! Buatlah sejarah..! jangan salah not a his story, bukan sejarahku, bukan sejarahnya, bukan sejarah siapa tapi sejarah kita semua, sejarah Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Hukum UMM periode 2003-2004. Kalau Bruce Lee saja bisa berucap, kenapa kita tidak, bahwa HMI Hukum bukan Pesakitan dari UMM..!
Maka dari itu superioritas lembaga harus kita tegakkan, bahwa yang supreme itu bukanlah seorang Ketua Umum bukan Senior, bukan Kader, bukan siapapun juga tapi adalah lembaga sekali lagi aku ulang Lembaga. Aku sangat heran dengan diri kita kawan-kawan, entah berapa kali sudah kita mengevaluasi jalannya proses perkaderan dari periode ke periode dan aku yakin sekali bahwa hasil evaluasi tersebut dapat menjadi obat yang 100% manjur dari penyakit-penyakit yang menghambat gerak baik itu perkaderan maupun perjuangan Himpunan, tapi opo'o rek kenapa masalahnya tetap saja sama? Bukankah kita sebenarnya sudah tau lubang kemaren itu akan tetap ada hari ini dan besok kalau kita tidak menutupnya, yang aku lihat kita lebih suka meniadakannya bahwa seolah-olah ia tidak pernah ada padahal kita berkali-kali terperosok didalamnya. Sekali lagi aku hanya ingin bilang kita punya ingatan kawan! Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Qs 103:1-3). Sekali lagi Ma'af kalau aku sok tau…
            Tapi sudahlah…sedikit pesimis itu memang bagus namun jikalau terlalu larut didalam penyesalan juga tidak akan ada artinya, maka untuk enam bulan kedepan kita harus berupaya untuk mewujudkan beberapa target kepengurusan yang mungkin belum tercapai semester kemaren, dengan pertimbangan matang, skala prioritas serta kemampuan dan kekuatan kita untuk merealisasikannya. Adapun target kepengurusan HMI Cabang Malang Komisariat Hukum UMM Periode 2003-2004—yang aku sebut dengan 9 Langkah Menuju HMI 47—adalah sebagai berikut;
  1. Internalisasi nilai ke-HMI-an (Ideologisasi)
  2. Perubahan Paradigmatik yang termanifest dalam pola sikap dan laku kader (Komitmen Ke-Islaman, Ke-Indonesiaan, Ke-Intelektualan)
  3. Menumbuhkan Kesadaran yang berbasis Organisasi
  4. Konsistensi Normative Supreme
  5. Mengupayakan terciptanya Carachter Building, baik Lembaga maupun Kader dengan;
    1. Menelusuri sejarah HMI Hukum
    2. Konsolidasi Semua Kekuatan dalam satu Sistem Perkaderan
    3. Membentuk Format Perkaderan Baru dengan Kesadaran Konteks
  1. Mencoba menggagas Gerakan Sosial Baru (new social movement)
  2. Menjawab Kebutuhan Kader (student need)
  3. Membongkar Pemahaman Gender yang Membatu
  4. Independensi Finansial
 Jangan bilang tersirat dalam kepala kawan-kawan, begitu beratnya langkah tersebut hingga hanya berbentuk angan-angan, mimpi, cita-cita yang entah kapan bisa terwujud, kita harus optimis, filosofi dari hymne HMI harus kita maknai betul-betul bukan sekedar lagu yang sering kita nyanyikan pada acara-acara formal saja seperti tadi, …yakin usaha sampai untuk kemajuan…atau turut Qur'an dan hadits jalan keslamatan…jangankan memaknai, kebanyakan kita saja belum hafal dan sebagian kita masih saja tertawa. Yakinlah bahwa Tuhan me-ridhoi kita, Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan…(Qs. 93: 1-4). Lihatlah seorang Napoleon yang berkata Tidak ada yang mustahil, hanya saja tidak ada yang mudah. yang artinya dalam meraih sebuah cita-cita, tujuan, target, sasaran itu harus dengan perjuangan, dengan pengorbanan, jangan berpikir enaknya saja seperti "prinsip ekonomi" yang pragmatis, lihat saja dalam dunia bisnis ngangkangi kawan sendiri, telikang sana telikung sini itu halal, kalau seperti itu layak dan pantaslah kita terhina dengan ejekannya Lenin terhadap Ekonomisme sebagai "Pemujaan Spontanitas", jadi kita seharusnya think big, start small and act now! think itu terlebih dahulu kawan, agar kita tidak menjadi Himpunan orang yang dikatai dengan kasar oleh Tuhan, apakah kamu tidak berakal?, apakah kamu tidak berpikir?

Saudara-saudaraku yang masih tetap bersemangat…
Ujar Deep Purple dalam syair lagunya when a blind man cries—kalau tidak salahwe need a reason for the thing we have to do…tapi apakah untuk berbuat adil, berbuat baik, berbuat yang membawa maslahat itu perlu alasan? Dan apa yang salah dari sacred mission HMI? Apa yang salah dari Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab atas terwujudnya masyarakat Adil dan Makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala? Sekali lagi aku yakin diantara kita ada yang belum hafal dan mudah-mudahan tidak tertawa. Peganglah kata-kata dari White Lion dalam when the children cry; What have we become, just look what we have done.., jadi apa kita? Jadi apa HMI Hukum? Lihat saja apa yang kita lakukan! Tidak melakukan apa-apa ya tidak akan jadi apa-apa. Jadi biar kita tidak seperti sarjana muda-nya Iwan Fals, jelas menatap awan berarah, wajah murung semakin terlihat, dengan langkah gontai tak terarah…, ya biar terarah maka dalam merumuskan Program Kerja nanti aku harapkan kawan-kawan memperhatikan 9 langkah diatas, kita harus bisa mengupayakan dalam satu semester kedepan terlaksananya;
  1. Lokakarya Perkaderan dengan harapan semua permasalahan sama yang menimpa Himpunan dari tahun ke tahun dapat terselesaikan dengan format perkaderan yang sesuai zaman, mengembalikan association dignity dalam bentuk carachter baik kader maupun HMI Hukum secara kelembagaan, serta men-dokumentasikan perjalanan historis HMI Hukum.
  2. Menata Lembaga Intra sebagai terjemahan new social movement dan langkah awal membangun kekuatan mahasiswa untuk memperjuangkan pendidikan kritis dan melawan logika kapitalis PT. UMM. Selain itu penguatan pisau analisis adalah satu keharusan! bentuk short course lebih memungkinkan untuk kita lakukan.
  3. Membentuk limited group, focus group discussion, kelompok-kelompok studi dengan pertimbangan consent pada Ketertarikan (interest), Minat dan Bakat kader guna menjawab student need dan ghirah intelektualitas dalam Rumah Ide 47 serta stigma "jadi aktifis menggangu kuliah".
  4. Kajian gender sebagai pintu awal menumbuhkan sense of belonging, sense of crisis dari kawan-kawan HMI Wati, bukan pendiskriminasian tapi harapannya adalah kawan-kawan dapat menjadi suporting system yang bukan sekedar "Seksi Konsumsi".
  5. Intensifikasi Pemahaman ke-organisasian dengan kajian ke-HMI-an (informal-formal) yang harus terobyektifikasi dalam kehidupan keseharian organisasi.
  6. Mengolah dana revolusi sebagai back up-an dana perjuangan sehingga Independensi gerak kita masih memiliki bargaining position dan menumbuhkan jiwa entrepreneurship kader.
 Beberapa ayat ini mungkin dapat menjadi landasan yang cukup fundamental yang harus kita pegang; …sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu Himpunan kecuali mereka mau merubahnya sendiri…(Qs.13:11), …tiap-tiap Himpunan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya…(Qs.76:38), …dan hendaknya ada diantara kamu, Himpunan yang mengajak pada jalan keadilan dan melawan kedzoliman; merekalah orang-orang yang beruntung…(Qs.3:104). Tuhan tidak akan melakukan apa-apa atas Himpunan ini saudaraku, tidak ada semua yang berangkat dari kebetulan semata, tinggal Pilihan kita saja. Dan ingat Tatkala Pilihan telah ditetapkan Konsekuensi adalah Keharusan!
Akhirnya hanya inilah yang mungkin dapat aku sampaikan dengan harapan Hati dan Pikiran kita dapat terbuka dan semoga apa yang kita pikirkan, hasilkan di forum Rapat Kerja Kedua ini Tuhan berkenan me-ridhoi-nya. Amien…

Biilahit Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Coban Rondo, 27-28 Maret 2004,  
disampaikan dari balik kepulan asap Inter Oleh : Arief Zein Nokthah
sebagai Kebijakan Umum Jilid II

related post



0 komentar:

Posting Komentar

sebenernya sih enggan, karena takut juga dengernya, tapi gimana lagi ntar dibilang melanggar HAM, ga' ngasih tempat buat protes, dah nulis ga' tanggung jawab.. okelah konstruktif, dekonstrukstif maupun dekstruktif sekali pun aku siap dengarnya.
thanks for comment..