MAKE A HISTORY!
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu'alaikum
Wr.Wb.
Dengan tidak bosannya puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan SWT, yang mana sampai dengan hari ini kita masih diberi Ingatan sehingga
tempat manusia Salah dan Lupa tidaklah absolut serta dengan begitu kita bisa
saling mengingatkan agar kita tidak termasuk dan menjadi Himpunan yang Merugi,
Tuhan yang mengutus Muhammad, tauladan umat sepanjang masa yang memiliki
Kesadaran, Kemerdekaan dan Kemampuan sehingga dengan ketauladanan dan jalan
yang dicontohkan beliau kita tidak termasuk dalam Himpunan Domba-domba
tersesat. Semoga…
Masih hangat dalam ingatanku ketika
aku menyampaikan visi-misi dalam Rapat Anggota Komisariat Ke-XI yang kemudian
aku perdalam maksudnya dalam Kebijakan Umum Ketua Umum dalam Rapat Kerja
pertama enam bulan yang telah lewat. aku berharap itu pun masih hangat dalam
ingatan kawan-kawan yang hadir pada saat itu atau bagi kawan-kawan yang tidak
atau belum hadir pernah melihat syukur membuka lebih-lebih membaca semacam lima lembar kertas
fotokopi yang distaples dengan sampul berwarna hijau bertuliskan dengan
besarnya; Kembali Ke Khittah, Kembali
Ber-HMI!
Hari ini aku
tidak akan mengulang apa maksudnya karena aku tau sebagian kita sudah tidak
suka pada hal yang diulang-ulang terlebih mengulang hal yang sudah-sudah.
Presidium
Sidang dan Peserta Raker yang aku hormati…
Semangat Raker kedua ini adalah
mencoba untuk mengevaluasi baik itu kinerja maupun program selama enam bulan
pada semester ganjil kemaren sebagai bahan pertimbangan kita dalam merumuskan
Program Kerja enam bulan kedepan agar efektif, efisien dan mengena guna
menjawab Kebutuhan Anggota dan Kebutuhan HMI secara kelembagaan. Maka
pertanyaan pertama yang akan kita ajukan hari ini tidaklah seperti biasa "Bagaimana
kemarin dan apa yang akan kita lakukan besok?" melainkan "Sudahkah
kita ber-HMI?" walaupun keduanya sama-sama berbentuk evaluasi dan
proyeksi, namun cara menjawabnya berbeda. Pada pertanyaan pertama, ini lebih
kepada persoalan ghirah kita baik sebagai anggota maupun pengurus dalam
menjalani proses perkaderan, sedang pada pertanyaan kedua akan lebih kepada
tujuan, target kepengurusan dalam satu periode ini sebagai materialisasi atau
mungkin lebih sederhana turunan kebijakan umum tersebut.
Kawan-kawan
seperjuangan..!
Enam bulan bukanlah waktu yang singkat walaupun memang tidak terasa
dengan banyaknya agenda kampus dengan liburnya dan komisariat pun baru mencoba
membangun kesolid-an dengan konsentrasi konsolidasi pengurus, sehingga program
kerja yang dirumuskan dalam Raker pertama banyak yang belum terealisasi. Bukan
bermaksud apologi tapi izinkanlah aku menggambarkan sedikit hambatan-hambatan
yang ada dalam tubuh HMI BCT sebagai wadah pembelaan. Adapun hambatan-hambatan tersebut adalah;
Pertama,
pola jenjang perkaderan yang kita jalani. Aku melihat selama ini
pola jenjang perkaderan kita teratur sedemikian langsung yaitu; setahun pertama
mahasiswa menjadi anggota HMI itu "tidak dapat apa-apa" maksudku
paling ia hanya dapat teman, saudara, kemudian setahun kedua ketika ia menjadi
pengurus dalam hal ini adalah Departemen ia baru belajar yang namanya membaca,
bicara, teriak-teriak dijalanan Kota sana, selanjutnya setahun ketiga pada saat
ia menjadi seorang Presidium ia baru belajar apa itu HMI? Oo.. seperti ini ta'
mekanisme pengambilan kebijakan, Oo.. seperti ini ta' pola hubungan
antara anggota dengan lembaganya dst.. dst.., nah barulah pada setahun
keempat seorang kader memahami apa itu HMI. Dengan demikian aku melihat HMI
selama ini gagal dalam membentuk seorang organisatoris yang juga berarti person
atau individu matang, Lembaga lemah dan ini eksesnya banyak sekali contoh;
banyaknya personifikasi lembaga atau setahun yang lalu bahasa
kawan-kawan adalah personal yang dilembagakan, pola hubungan yang ada antara person
satu dengan person yang lain adalah pola hubungan pertemanan
bukan organisasi, susahnya memetakan permasalahan person dengan
organisasi, akhirnya kadang permasalahan organisasi dijawab dengan pisau
analasis guna menyelesaikan permasalahan personal, yo' nggak akan pernah
terjawab rek. Memang kita tidak bisa nafikkan personal behavior atau
prilaku individu itu akan terkait dengan wajah organisasi dan saya yakin
semua kader yang ada diforum ini ingin membesarkan nama Himpunan, namun yaitulah
problem-nya, kawan-kawan teruskan sendiri dan tanyakan pada diri
kawan-kawan sendiri, benar atau mungkin hanya pandangan subyektifku belaka dari
satu experience seorang Arief Zein, nanti kita diskusikan.
Kedua, kultur
yang membentuk struktur. Maksudnya dari periode ke periode yang terjadi
hanyalah peniruan dan pengulangan baik itu kinerja maupun program. Yang akan
melahirkan—meminjam istilahnya Paulo Freire—kesadaran naif kader bukan
kesadaran kritis, bukan cara berpikir yang mampu mendeteksi fenomena-fenomena
tersembunyi atau melampaui asumsi-asumsi yang berdasarkan—miminjam
istilahnya Antonio Gramsci—Common sense. Jadi kesadaran anggota
tidak boleh dibiarkan berkembang menurut irama proses mereka sendiri untuk
mencari karena perkaderan dalam hal ini adalah pembinaan itu berdasarkan
metodologi yang didalamnya tentu saja include Experience dan
Experimentation. Sedang keduanya hanya dapat dikembangkan dan
dipahami sepenuhnya oleh Kader artinya mereka yang telah melewatinya. How to
think secara kritis bukan what to think. Well…peran struktur jadi
sangat menentukan.
Kawan-kawan
se-Himpunan dan satu Tujuan..!
Hambatan Ketiga yang cukup mengganggu adalah Konsistensi
kita, aku yakin kawan-kawan pasti berucap atau minimal terlintaslah dalam
pikiran,…semua juga tau permasalahan konsistensi udah dari dulu lagi dibaca,
yah yang paling kecil masalah undangan biar dah ditulis No More Molor ya tetap
aja molor. Tapi yang kumaksud Konsistensi disini adalah Normative
Consistency, bahwa kita memiliki aturan main dalam menjalankan roda
organisasi, nggak sepenah udele dewe ada Ground norm, ada
Konstitusi, ada Mission, ada Amanat RAK, ada Kebijakan umum ada Raker, so
masih perlukah kita bertanya Mau kemana kita? Kupikir kita semua
cukup cerdas untuk menjawab pertanyaan tersebut dan saking cerdasnya kita tidak
lagi perlu bertanya dan mempertanyakannya.
Tiga hambatan diatas—yang sebenarnya masih banyak lagi!—mungkin
bagi kita adalah hambatan yang sangat dasar, namun disini pun sebenarnya ada
beberapa hambatan yang bersfat tactical yang harus kita perbaiki dalam
melaksanakan program kerja enam bulan berikutnya, seperti lemahnya manajemen
organisasi dalam artian kurang tegasnya pemilahan dan pembagian job,
tidak adanya Time schedule yang jelas sehingga dalam hal kerja sering
terjadi tumpang-tindih baik Komisariat dan Lembaga Intra maupun antar bidang
dalam komisariat, kemudian Rumah Ide yang kurang kondusif untuk
mencambuk ghirah ke-Islaman, Akademik dan ke-Intelektualan.
Ma'af jika aku terlalu lancang harus bicara seperti ini didepan
kawan-kawan, bukannya apa-apa cuma saja aku tidak bisa melihat penyakit terus
menggerogoti kita padahal kita tidak sadar sama sekali kalau memiliki penyakit,
bukan ingin membuat kita kecil dihadapan banyak organisasi lainnya, impianku
hanya sekedar ingin melihat HMI Hukum menjadi sosok yang tertawa terakhir…
gampang terlalu gampang untuk memimpin Himpunan setingkat Komisariat seperti
ini kalau hanya lewat administratif-formal belaka, ya.. tinggal buat surat permohonan
pemateri, undang kawan-kawan untuk hadir diskusi, persetan perkara yang hadir
cuma dua that's not problem, kewajiban sudah gugur, tapi apa itu yang
kita inginkan? apakah kata-kata, dari 38 orang yang ikut LK tapi cuma 5 yang
aktif ini merupakan seleksi alam karena 5 mau aktif. itu yang kawan-kawan
harapkan, kukira tidak!
Saudaraku
semua yang aku cintai dan aku banggakan…
Kalau dulu aku pernah bilang bahwa tiga kalimat dari tiga orang yang
menginspirasikanku dalam kepengurusan sekarang yaitu; One cannot escape
history dari Abraham Lincoln, Never leave history,
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah oleh Soekarno dan Berdialoglah
dengan sejarah kata Jakob Oetama karena memang Sejarah memiliki arti
penting yang bukan hanya sekedar gambaran dari masa lalu, ingat continuum
ruang dan waktu yang tak pernah terputus, disamping itu sejarah pun dapat
menjadi sumber inspirasi dalam membangun semangat khittah menuju HMI
yang hanief, sejarah juga yang dapat menjadi pengikat seluruh kekuatan
revolusioner HMI, samen bundeling van alle Revolutionaire krachten in de
HMI, jadi bukan bermaksud ingin menjadikannya historical burden atau
terlena dengan historical romance kejayaan HMI di masa yang sudah. Hanya
sedikit harapan agar kita tidak terkena historical amnest karena seperti
kata soekarno …jika engkau meninggalkan sejarahmu yang sudah, engkau akan
berdiri diatas vacuum, engkau akan berdiri diatas kekosongan dan lantas engkau
menjadi bingung dan perjuanganmu paling-paling hanya akan berupa amuk, amuk
belaka! Amuk seperti kera kejepit dalam gelap…(Jasmerah). Karena itulah
maka di forum ini aku akan akan tambahkan yang keempat tidak cuma one cannot
escape history, tidak cuma never leave history, tidak cuma talk
with history, tapi juga Make a History..! Buatlah sejarah..!
jangan salah not a his story, bukan sejarahku, bukan sejarahnya,
bukan sejarah siapa tapi sejarah kita semua, sejarah Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Hukum UMM periode 2003-2004. Kalau Bruce Lee saja bisa berucap,
kenapa kita tidak, bahwa HMI Hukum bukan Pesakitan dari UMM..!
Maka dari itu superioritas lembaga harus kita tegakkan, bahwa
yang supreme itu bukanlah seorang Ketua Umum bukan Senior, bukan Kader,
bukan siapapun juga tapi adalah lembaga sekali lagi aku ulang Lembaga. Aku
sangat heran dengan diri kita kawan-kawan, entah berapa kali sudah kita
mengevaluasi jalannya proses perkaderan dari periode ke periode dan aku yakin
sekali bahwa hasil evaluasi tersebut dapat menjadi obat yang 100% manjur dari
penyakit-penyakit yang menghambat gerak baik itu perkaderan maupun perjuangan
Himpunan, tapi opo'o rek kenapa masalahnya tetap saja sama? Bukankah
kita sebenarnya sudah tau lubang kemaren itu akan tetap ada hari ini dan besok
kalau kita tidak menutupnya, yang aku lihat kita lebih suka meniadakannya bahwa
seolah-olah ia tidak pernah ada padahal kita berkali-kali terperosok
didalamnya. Sekali lagi aku hanya ingin bilang kita punya ingatan kawan! Demi
masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Qs
103:1-3). Sekali lagi Ma'af kalau aku sok tau…
Tapi sudahlah…sedikit pesimis itu
memang bagus namun jikalau terlalu larut didalam penyesalan juga tidak akan ada
artinya, maka untuk enam bulan kedepan kita harus berupaya untuk mewujudkan
beberapa target kepengurusan yang mungkin belum tercapai semester kemaren,
dengan pertimbangan matang, skala prioritas serta kemampuan dan kekuatan kita
untuk merealisasikannya. Adapun target kepengurusan HMI Cabang Malang
Komisariat Hukum UMM Periode 2003-2004—yang aku sebut dengan 9 Langkah
Menuju HMI 47—adalah sebagai berikut;
- Internalisasi nilai ke-HMI-an (Ideologisasi)
- Perubahan Paradigmatik yang termanifest dalam pola sikap dan laku kader (Komitmen Ke-Islaman, Ke-Indonesiaan, Ke-Intelektualan)
- Menumbuhkan Kesadaran yang berbasis Organisasi
- Konsistensi Normative Supreme
- Mengupayakan terciptanya Carachter Building, baik Lembaga maupun Kader dengan;
- Menelusuri sejarah HMI Hukum
- Konsolidasi Semua Kekuatan dalam satu Sistem Perkaderan
- Membentuk Format Perkaderan Baru dengan Kesadaran Konteks
- Mencoba menggagas Gerakan Sosial Baru (new social movement)
- Menjawab Kebutuhan Kader (student need)
- Membongkar Pemahaman Gender yang Membatu
- Independensi Finansial
Jangan bilang tersirat dalam kepala kawan-kawan, begitu beratnya
langkah tersebut hingga hanya berbentuk angan-angan, mimpi, cita-cita yang
entah kapan bisa terwujud, kita harus optimis, filosofi dari hymne HMI harus
kita maknai betul-betul bukan sekedar lagu yang sering kita nyanyikan pada
acara-acara formal saja seperti tadi, …yakin usaha sampai untuk kemajuan…atau
turut Qur'an dan hadits jalan keslamatan…jangankan memaknai,
kebanyakan kita saja belum hafal dan sebagian kita masih saja tertawa. Yakinlah
bahwa Tuhan me-ridhoi kita, Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan
demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula)
benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari
permulaan…(Qs. 93: 1-4). Lihatlah seorang Napoleon yang berkata Tidak
ada yang mustahil, hanya saja tidak ada yang mudah. yang artinya
dalam meraih sebuah cita-cita, tujuan, target, sasaran itu harus dengan
perjuangan, dengan pengorbanan, jangan berpikir enaknya saja seperti
"prinsip ekonomi" yang pragmatis, lihat saja dalam dunia bisnis ngangkangi
kawan sendiri, telikang sana telikung sini itu halal, kalau seperti itu
layak dan pantaslah kita terhina dengan ejekannya Lenin terhadap Ekonomisme
sebagai "Pemujaan Spontanitas", jadi kita seharusnya think
big, start small and act now! think itu terlebih dahulu kawan, agar kita
tidak menjadi Himpunan orang yang dikatai dengan kasar oleh Tuhan, apakah
kamu tidak berakal?, apakah kamu tidak berpikir?
Saudara-saudaraku
yang masih tetap bersemangat…
Ujar Deep Purple dalam syair lagunya when a blind man cries—kalau
tidak salah—we need a reason for the thing we have to do…tapi apakah
untuk berbuat adil, berbuat baik, berbuat yang membawa maslahat itu
perlu alasan? Dan apa yang salah dari sacred mission HMI? Apa yang salah
dari Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang bernafaskan Islam
dan Bertanggung Jawab atas terwujudnya masyarakat Adil dan Makmur yang diridhoi
Allah Subhanahu Wata'ala? Sekali lagi aku yakin diantara kita ada yang
belum hafal dan mudah-mudahan tidak tertawa. Peganglah kata-kata dari White
Lion dalam when the children cry; What have we become, just look what we
have done.., jadi apa kita? Jadi apa HMI Hukum? Lihat saja apa yang kita
lakukan! Tidak melakukan apa-apa ya tidak akan jadi apa-apa. Jadi biar kita
tidak seperti sarjana muda-nya Iwan Fals, jelas menatap awan berarah, wajah
murung semakin terlihat, dengan langkah gontai tak terarah…, ya biar
terarah maka dalam merumuskan Program Kerja nanti aku harapkan kawan-kawan
memperhatikan 9 langkah diatas, kita harus bisa mengupayakan dalam satu
semester kedepan terlaksananya;
- Lokakarya Perkaderan dengan harapan semua permasalahan sama yang menimpa Himpunan dari tahun ke tahun dapat terselesaikan dengan format perkaderan yang sesuai zaman, mengembalikan association dignity dalam bentuk carachter baik kader maupun HMI Hukum secara kelembagaan, serta men-dokumentasikan perjalanan historis HMI Hukum.
- Menata Lembaga Intra sebagai terjemahan new social movement dan langkah awal membangun kekuatan mahasiswa untuk memperjuangkan pendidikan kritis dan melawan logika kapitalis PT. UMM. Selain itu penguatan pisau analisis adalah satu keharusan! bentuk short course lebih memungkinkan untuk kita lakukan.
- Membentuk limited group, focus group discussion, kelompok-kelompok studi dengan pertimbangan consent pada Ketertarikan (interest), Minat dan Bakat kader guna menjawab student need dan ghirah intelektualitas dalam Rumah Ide 47 serta stigma "jadi aktifis menggangu kuliah".
- Kajian gender sebagai pintu awal menumbuhkan sense of belonging, sense of crisis dari kawan-kawan HMI Wati, bukan pendiskriminasian tapi harapannya adalah kawan-kawan dapat menjadi suporting system yang bukan sekedar "Seksi Konsumsi".
- Intensifikasi Pemahaman ke-organisasian dengan kajian ke-HMI-an (informal-formal) yang harus terobyektifikasi dalam kehidupan keseharian organisasi.
- Mengolah dana revolusi sebagai back up-an dana perjuangan sehingga Independensi gerak kita masih memiliki bargaining position dan menumbuhkan jiwa entrepreneurship kader.
Beberapa ayat ini mungkin dapat menjadi landasan yang cukup
fundamental yang harus kita pegang; …sesungguhnya Allah tidak akan merubah
nasib suatu Himpunan kecuali mereka mau merubahnya sendiri…(Qs.13:11),
…tiap-tiap Himpunan bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya…(Qs.76:38), …dan hendaknya ada diantara kamu, Himpunan yang
mengajak pada jalan keadilan dan melawan kedzoliman; merekalah orang-orang yang
beruntung…(Qs.3:104). Tuhan tidak akan melakukan apa-apa atas Himpunan ini
saudaraku, tidak ada semua yang berangkat dari kebetulan semata, tinggal
Pilihan kita saja. Dan ingat Tatkala Pilihan telah ditetapkan Konsekuensi
adalah Keharusan!
Akhirnya hanya inilah yang mungkin dapat aku sampaikan dengan
harapan Hati dan Pikiran kita dapat terbuka dan semoga apa yang kita pikirkan,
hasilkan di forum Rapat Kerja Kedua ini Tuhan berkenan me-ridhoi-nya. Amien…
Biilahit
Taufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum
Wr.Wb.
disampaikan dari balik
kepulan asap Inter Oleh : Arief Zein Nokthah
sebagai Kebijakan Umum Jilid II
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
sebenernya sih enggan, karena takut juga dengernya, tapi gimana lagi ntar dibilang melanggar HAM, ga' ngasih tempat buat protes, dah nulis ga' tanggung jawab.. okelah konstruktif, dekonstrukstif maupun dekstruktif sekali pun aku siap dengarnya.
thanks for comment..