And in the naked light I saw
Ten thousand people maybe more
People talking without speaking
People hearing without listening
People writing songs that voices never
share
And no one dare
Disturb the sound of silence
(putar MP3 mu dengarkan Simon & Garfunkel, The Sound of Silence)
Yang terbersit pertama dalam pikiranku, ketika mendengar bulan Juni
adalah one of the most important speeches
dari perjuangan bangsa yang melahirkan
welthanschauung, philosofiche grondslag NKRI, Pancasila, bulan
lahirnya Proklamator, ideolog yang kesepian, Bung Karno, lahirnya the
smiling general, Bapak
Pembangunan RI, Soeharto, dan Presiden “tumbal” Reformasi, B.J. Habibie.
Juni juga bulan kelahiran diantaranya, J.J. Rousseau, pengarang du contract social yang mengubah
pandangan dunia, Ernesto “Che” Guevara yang aku kok yakin kalau wajahnya pasti
lebih dikenal dari perjuangannya, Juni juga mempersembahkan Muammar Khadafi, Anjing Gila Libya dan tentu saja si pahlawan nomor dua Stephen Chow,
dan konon prediksi seorang astronom David Reneke yang melakukan penelitian
tentang peristiwa bintang terang natal aka
bintang Betlehem yang terjadi di langit dulu kala itu terjadi di bulan Juni
bukan Desember, hemn.. katanya Isa Al Masih, Yesus lahir di bulan Juni.
Sedang bagiku sendiri, Juni memiliki arti yang cukup banyak, bulan ini
adalah bulan ketika aku lulus dari SD, SLTP, SMU, bulan di 10 tahun yang lalu
saat pertama kalinya, aku menginjakkan kaki di Malang, yang membuat diri ini
jauh lebih berwarna, bulan ketika mengikuti “resepsi” dan mendapat gelar SH
setelah nama belakang dari perguruan tinggi yang salah satu motivasi berdirinya
adalah untuk merealisasikan visi, misi Muhammadiyah, yang selain Amar Ma’ruf
Nahi Munkar, harusnya juga
mempraksiskan teologi Al Maun. Untuk yang terakhir ini memang tampaknya
menaikkan status sosial, sarjana gitu
loh.. yah meskipun kuliah di fakultas hukum itu sendiri sepertinya hanya
membaca undang-undang.. kita lihat
berapa mata kuliah sih yang bicara ilmu hukum, paling cuma pengantar ilmu
hukum, filsafat hukum, sosiologi hukum, kriminologi, selebihnya mata kuliah
hukum pidana kita baca KUHP, hukum perdata kita baca KUH Perdata, acaranya ya KUHAP dan
HIR/RBG, mata kuliah hukum perburuhan kita baca UU perburuhan, mata kuliah
hukum tanah kita baca UU Agraria, mata kuliah Korupsi kita baca UU korupsi, yah
bacalah UU ditambah tamatin buku Ilmu Hukum karangan Prof. DR. Satjipto
Rahardjo, niscaya kamu sudah jadi sarjana hukum teman, secara substansi tentu saja, lah kok jadi ngomongin
tentang sarjana sih? Sebenernya aku
cuma pengen bilang kalo banyak
masyarakat kita, ceileh.. maksudku
banyak orang bilang “buat apa kuliah,
banyak sarjana (apalagi sarjana hukum) yang nganggur” itu pandangan yang sangat menyesatkan,
karena apa teman,
jadi sarjana itu bukan untuk bekerja, pendapat seperti itu merupakan bentuk
kesalahan berpikir, karena di akademi, atau perguruan tinggi, kita memang tidak
disiapkan untuk bekerja, kalo mau
bekerja masuk aja BLK (balai latihan kerja) niscaya kita akan dipersiapkan
untuk menghadapi tantangan kerja setelah keluar dari sana, yah karena sebelumnya kita sudah dibekali dengan kiat-kiat menghadapi
wawancara kerja, kita diberi tips-tips membuat curricullum vitae dan surat lamaran kerja, kita juga dibekali skill-keahlian, nah apakah semua itu ada di fakultas hukum? tidak teman, tentu saja tidak ada..
Balik deh jadi kemana-manakan
hehe.. Juni teman, juga bulan
lahirnya Sophie Amundsen (Hilde Moller Knag) dalam Novelnya Jostein Gaarder
yang membuat aku jujur jatuh cinta pada “sophie”, sophie yang senantiasa
menghantui pikiran, sophie yang kerap kali mengguncang kesadaran, sophie yang
biasa mengingatkan.. sophie aku rindu…
lah ini masih kemana-mana, gimana sih? hehe
maap.. jadi terlena, seperti lagu dangdut itu bilang, ku terlena…kuuu terleeenaaaaaaaa..
Pasti dari tadi teman bertanya-tanya
deh, sebenarnya ni tulisan mau
kemana, ya kan? ga’ juga ga’papa kok ga’ usah ditunggu, baiklah—sah!—disini aku ingin mengajak teman
yang berbahagia di awal Juni ini, untuk dapat mengambil pelajaran dari bulan
yang dipayungi bintang Gemini iya.. iya.. tau, bulan Mei juga Gemini, seperti J.F. Kennedy, yang kata-katanya
masih terngiang-ngiang di telinga kita (dangdut lagi
sadap..)
kata JFK, “ask not what your country can do for you, ask what you can do for your
country”,
Presiden USA yang pernah “ribut” dengan Soekarno karena katanya ada affair
dengan Marliyn Monroe, iya mbak Marliyn yang pirang, dengan bibir sensual merah
merekah dengan tai
lalat itu, mbak Marliyn yang roknya berkibar dengan begitu fenomenal dalam scene film “Seven Year Itch” itu akan abadi sepanjang sejarah perfilman
hollywood deh.. Mbak Marliyn yang berbintang gemini itu, dan tragisnya
ketiganya mengakhiri hidupnya dengan begitu mengenaskan.
Gemini adalah simbol bangsa teman,
simbol republik! kira-kira begitu deh menurutku, Bung Karno misalnya
mengungkapkan keberuntungan luar biasa karena telah lahir di bawah bintang
Gemini “bermuka dua”, menurut nasionalis kelahiran Blitar itu, simbol
“kekembaran” yang berlawanan pada bintang Gemini, sangat membantunya dalam
dunia politik karena dapat mengerti segala pihak, merangkul semuanya,
mungkin konsep Nasakom, bukan Nilai Satu Koma, itu sih dulu hehe tetapi Nasionalis, Agama, dan
Komunis, mungkin jadi adalah derivasinya, sebuah manifesto soekarnoich yang berasal dari tulisannya di
tahun 1926 berjudul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” saat ia berumur 26
tahun. Gemini juga tampak pada diri Presiden yang berkuasa 32 tahun—Sejarawan Asvi Marwan Adam bertanya, 32
tahun? Katanya, Soeharto menjadi pejabat Presiden tahun 1967 dan berhenti tahun
1998, 31 tahun dong!, tetapi kalau 11 Maret 1966 jadi Patokan memang 32 tahun,
tetapi seandainya periode kekuasaannya terhitung sejak 1 Oktober 1965 saat ia
membangkang perintah Panglima Tertinggi/Presiden Soekarno, harusnya 33 tahun!
kenapa ini menjadi penting teman, karena ini tidak lain terkait dengan
pembantaian minimal setengah juta jiwa paska gestok, terus bagaimana, ah udahlah biar saja itu terekam sebagai
peristiwa yang harus dikutuk dalam memori bangsa, ceileh…—dari desa Kemusuk
itu, Soeharto yang selalu menggembar-gemborkan kemajemukan itu, di balik senyum dan
keramahannya dalam petani terpilih—kalau ga’
boleh bilang rekayasa—Klompencapir TVRI itu menyukai keseragaman, menyukai
stabilitas dan ketertiban dalam gerakan rapi penculikan, menyukai pembangunan
berlandaskan utang yang akan diwarisi entah berapa turunan anak bangsa ini, entah…
Contoh sempurna dari watak bangsa
Gemini adalah perjalanan Pancasila yang baru saja kembali kita rayakan—eh dirayakan ga’ sih kemarin?—karena 1
Juni 2006 silam, Presiden RI ke-8 Susilo Bambang Yudhoyono a.k.a SBY
melantunkan pidato kenegaraannya setelah sekian lama tidak diperingati sebagai
hari lahirnya, ya Pancasila, Pancasila yang kudu wajib dihapal saat masih SD, sehingga ketika kita ditanya
apa bunyi sila ke-4 hari ini, kita pasti akan gagap, dan harus mengingat-hapalnya
dari sila pertama, dengan suara lantang (lagi), Pancasilaaaaa! Satu, Ketuhanan
Yang Maha Esa; Dua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Tiga dan seterusnyalah…
Pancasila, di awal masa perjuangan
kemerdekaan adalah alat pemersatu, yang di gali dari nilai-nilai yang tertanam
dalam rahim (artinya sesuatu yang akan lahir, satu cita-cita, lebih tepat,
mungkin) ibu pertiwi. Pancasila kemudian juga menjadi falsafah hidup bangsa,
dasar negara yang akan menaungi berbagai macam pluralitas, kemajemukan, kebhinekaan
yang bersemai dalam bingkai persatuan Indonesia Merdeka. Sedang Pancasila di
Orde Baru, lahir dalam wajah penataran P4, PMP, PPKN, Pancasila juga jadi
senjata ampuh untuk memberangus lawan-lawan politik Orde Baru, semua harus
bungkam by the name Pancasila dan UUD 1945, lihat misalnya bagaimana kekhawatiran Orde Baru
sehingga mengeluarkan UU Nomor 8 tahun 1985 tentang Ormas yang memuat asas
tunggal Pancasila. nah paska Orba
tumbang, Indonesia memasuki Era Reformasi, Pancasila seperti barang yang menjijikkan,
hingga berbicara Pancasila kita sudah emoh banget ya ndak? Pancasila telah berdosa! Teriak
kita, tetapi dalam pidato 2006 , SBY.
mengharapkan kita mau memaafkan Pancasila, karena bukan salah Pancasila, ibu
mengandung, tetapi salah Pancasila ga’
pake sarung..halah. Pancasila adalah
jawaban kata SBY, dicontohkannya bagaimana Pancasila memandang tentang
Nasionalisme dan Internasionalisme (era global), Pancasila sangat mungkin jadi
lahir mendahului zamannya, namun kenapa
kita masih berdebat? nah bagi teman yang belum membaca Pidato 1 Juni 1945 yang
kemudian diberi judul “Lahirnya Pancasila”,
aku saranin kudu wajib sudah
mulai mencari dan membacanya, karena itulah
seperti pengakuan banyak dari kita,
watak dan karakter bangsa.
Kita ini memang bangsa yang aneh
teman, karena tidak hanya mereka yang telah menjadi pemimpin bangsa ini, kita
pun sama, lihat berbagai janji yang kita sampaikan dengan berbusa kepada rakyat
saat berada diatas podium, mengkampanyekan program yang diselipi goyangan bohay
biduan dangdut ketika Pilwako Palangka
Raya, 5 Juni 2013, lihat juga perilaku kita, berbagai gelar kita beri kepada pemimpin
bangsa saat ia memimpin Indonesia kita, namun setelahnya kita tidak segan-segan
“mengecilkannya”, meniadakan jasa-jasanya, mengejeknya bahkan tanpa malu
mencaci-makinya atas nama sejarah. Semua seolah cerita pendek yang tak pernah
memuaskan pembacanya, bukan begitu, setidaknya kita telah berdosa pada dua
presiden yakni Mr. Safrudin Prawira Negara dan M. Assaat.
Ah udah ah cape, yang jelas Juni bagiku
adalah titik balik, saat bagiku untuk refleksi, maka aku pengen mengajak
teman-teman semua…ayo! ayo kita semua refleksi, sebagaimana tulis Sejarawan Ong
Hok Ham, “Siapa sebenarnya kita dahulu dan siapa kita sekarang.
Apakah dahulu kita yang munafik atau sekarang kita munafik? Apakah kita semua
bersifat Gemini?”. Akhirul kata, SELAMAT ULANG TAHUN
GEMINI! SELAMAT ULANG TAHUN BANGSA! SELAMAT ULANG TAHUN KEBIJAKSANAAN?
SELAMAT ULANG TAHUN KEMUNAFIKAN? SELAMAT
ULANG TAHUN SEMUA!
dan
tentu saja aku ga’ bisa untuk ga’ bilang SELAMAT ULANG TAHUN DIRI..
tulisan lama yang sedikit diedit...
The 4-year Fashion Merchandising degree curriculum includes Fashion analytics where learning areas cover knowledge about construction, style, fit,
BalasHapusmethods and costing. If you are, even if that s flashing your knickers
at the paparazzi.
Here is my web-site - Ao so mi nam