27 April, 2009

APA YANG SALAH DI KITA?

Tak terasa empat tahun berselang kita bersama, tapi baru kali ini aku menyadari bahwa selama ini aku hanyalah radio yang terus berbicara tanpa harus mendapat balikan, tanpa perlu ada konsekuensi, tak berdampak mungkin tepatnya. selalu kamu bilang kalau kamu dengarkan aku bicara, aku bicara? Ya aku bicara sama kamu bukan batu! Aku pengen ngobrol.. bukan besrsenandung, Kenapa kamu tetap diam? Aku berhenti berkata yang hadir malah keheningan dan hallo.. halo.. hallo.. seringkali aku harus mengulang tiga kali kata yang sama bila berbicara denganmu di telepon, hanya untuk medengar kata “ya..” atau “hmm..” aku bicara sama kamu? “ya aku dengarkan” dengar? Aku tidak ingin didengar, aku ingin ngobrol.. aku ingin bicara.. 
Tak terasa empat tahun sudah, seingatku tak pernah ada yang kusembunyikan darimu sepanjang waktu itu, mencobanya? Pernah, tapi tidak pernah bertahan lama, hanya dalam waktu singkat aku mengaku.. tanpa perlu kamu minta tanpa harus kamu paksa, semua aku lakukan secara suka rela, tak taulah aku selalu berpikir bahwa pondasi sebuah hubungan percintaan adalah kejujuran dan keterbukaan, haram hukumnya main petak umpet,menyembunyikan sesuatu, buruk sekalipun itu.. dan menjadi 100 kali lipat rasa bersalah bila harus berbohong.. tapi kenapa rasanya menjadi tidak tepat, tidak benar di depanmu bila aku menagku jatuh cinta pada perempuan lain, mempunyai keinginan bersetubuh dengan dengan perempuan lain, berfantasi akan kemolekan tubuh perempuan lain, pada akhirnya pengakuan menjadi sebuah kekecewaan di matamu saat aku mengatakan itu semua.. katakan apakah aku harus menyembunyikan semua itu darimu? pikiranku, sikapku, prilakuku? meskipun begitu pernahkah semua berakhir dengan kencan, dengan hubungan percintaan? tidak, tak ada satupun perempuan yang aku sampaikan rasa cintaku kepadanya kemudian menerima itu.. karena apa, ya aku pun bilang pada perempuan-perempuan itu betapa aku sangat mencintai kamu, bahkan berniat menghabiskan sisa hidupku bersamamu.. tak ada yang tak tau kehadiranmu di hatiku...

Tak pernah aku lupa dalam empat tahun ini ternyata kamu pernah berkhianat di Yogya, dan itupun aku tau karena tidak pintarnya dirimu menyembunyikannya, sayangnya aku tau terjadinya perselingkuhanmu itu tidak pada saatnya, ya jauh setelah kamu mengakhirinya, tidak kamu tidak pernah mengakhirinya,. Alam-lah mungkin yang kemudian berbelas kasih kepadaku yang membuat gantung begitu saja hubungan kalian.. hubungan yang tak pernah ada kata putus.. dan ternyata tidak hanya itu toh.. kalau aku tidak mengatakan bahwa laki-laki dari timur yang sedang dekat hingga beberapa kali pergi keluar berdua tanpa pernah bilang aku itu bukanlah laki-laki baik, mungkin kamu juga akan menjalin hubungan gelap dengannya bukan? Lagi-lagi itu aku ketahui itu karena kecerobohanmu.. silap lidahmu yang membuat kamu bicara setelah aku paksa! Dan sekarang.. aku serius waktu mengatakan andai aku memiliki kuasa atas satu wilayah saja, niscaya aku akan membunuh lelaki itu..


Tak pernah aku tak sadar selama empat tahun lamanya banyak kali aku memakimu, menghinamu, menampar dan memukulmu bila kamu berada di depanku.. perempuan sial kataku! Perempuan tak tau diuntung teriakku! jutaan kata kasar, kata kotor seperti tai kucing! Jangan tanya kenapa harus kucing karena aku pun tak tau kenapa, telah aku persembahan pada semesta ini, abadilah mereka disana.. djancuk! sialan! mampus! bajingan! anjing! kurang ajar! pelacur! oh betapa mahirnya aku dalam hal ini.. dan sungguh aku sangat sadar dalam mengatakan itu semua.. aku tidak gelap mata, betapa ku sadari dan apakah aku menikmatinya.. aku tak tau.. yang jelas, hatiku sakit..


Sempat berulang kali kamu protes dalam tangismu bahwa kamu selalu salah di mataku, dan setelah aku pikir, aku renungi ternyata sama aku pun tak pernah benar di depanmu, tidak saja kamu, aku pun sering minta kita akhiri saja hubungan ini, karena sepertinya tidak akan berhasil, kita tidak pernah cocok dalam segalanya, semua masalah, pertengkaran, keributan, perkelahian yang kita ulang-ulang saja itu tidak pernah kita selesaikan, kita pura-pura lupa, kita seolah-olah menganggap semua itu tak pernah ada, kita tumpuk saja di benak kita sampai menggunung dan abrakadabra cukup dengan rapalan mantra tidak saja aku, kamu pun sering..“maaf” dan “baikan lagi ya..”, kita kembali lagi bersama, kita kembali lagi menjadi kekasih, kita kembali lagi menunggu pertengkaran berikutnya yang biasanya tidak akan lama, ya dalam tiga jam lagi saja kita akan bertengkar hebat.. kamu kembali menumpahkan air matamu dan aku kembali menghancurkan barang yang dapat aku hancurkan, bila tak ketemu aku akan berteriak, memaki, memukul apa saja didekatku hingga jemariku yang mengepal itu mengeluarkan darah.. terus seperti itu.. sumpah.. aku jenuh, aku cape, aku bosan..


Kini kamu lakukan pengkhianatan lagi, di kampungmu sendiri, bersama saudaramu katamu.. jauh.. saudara sangat jauh.. telah berjalan tiga bulan, selama itu juga aku jadi sering melakukan sumpah hanya untuk meyakinkan kamu betapa sakitnya hatiku melihatmu.. bila Tuhan serius kelak mungkin aku tidak memiliki keturunan dan kalaupun ada mungkin tidak akan memiliki anus.. itu hanyalah salah satu resiko bila dalam isi sumpahku yang telah kulanggar, kurang apa coba bila kamu ingin aku tidak berhubungan dengan semua yang kukenal telah aku lakukan, tentu aku sesali dengan menghancurkan nomor kontak yang diketahui oleh teman, orang yang aku kenal.. kamu ungkit-ungkit sukma dalam pembelaanmu, lihat aku pun telah memilih memutuskan hubungan kemanusian ku dengan sukma, perempuan yang tentu saja telah memberiku warna.. semua tentangnya telah aku hapus, semua karena mulutmu.. Sukma bila kamu kebetulan membaca tulisan ini disini aku hanya ingin menghaturkan sujud maaf ku padamu karena telah terucap dari mulutku ”demi Allah, demi Tuhan yang mengutus Muhammad, aku tidak akan menghubungi Sukma lagi.. atau kelak aku tidak akan punya keturunan”, tapi tentu sumpah itu tidak berlaku bagimu suk..


Aku telah berkali-kali minta kepadamu untuk memutuskan hubunganmu bersama yang namanya bahkan tidak kamu beritahu sebelum berjalan satu bulan.. atau kalau kamu ingin memilih katakan pilih aku atau dia, Joyo, berkali-kali kamu bilang tidak pilih dua-duanya, atau terkadang kamu katakan pilih aku tapi juga tidak meinggalkannya.. aku tidak tau apa sebenarnya dalam benakmu, telponku tidak kamu angkat, sms dariku pun tidak kamu balas, semua kamu rahasiakan.. ah sudahlah terserah kamu saja, berbuatlah semaumu.. aku hanya bisa mendoakan semoga hidupmu abadi..

aku tak tau harus berkata apa lagi..
Sudah 10 hari lebih ini kepalaku sakit..
Memotong habis rambutkupun tidak berdampak..
Sakitnya..

related post



4 komentar:

  1. dari awalkan udah salah semua...?

    BalasHapus
  2. wanita.... wanita........

    ini blog baruku rif

    Imtihan

    BalasHapus
  3. @Imtihan : dimana salahnya saudaraku? tertipu di malam hari itu he3x...ga'lah, cuma kesal dikit aja, i love ria very much..

    @hmiyakusa : salam.. yakusa!

    BalasHapus

sebenernya sih enggan, karena takut juga dengernya, tapi gimana lagi ntar dibilang melanggar HAM, ga' ngasih tempat buat protes, dah nulis ga' tanggung jawab.. okelah konstruktif, dekonstrukstif maupun dekstruktif sekali pun aku siap dengarnya.
thanks for comment..